berjalan gontai
menyusuri jalan nan lengang dan kelam
berteman malam
hingga akhirnya kaki bergeming
terpaku
melihat bunga yang kian layu
dan pohon dimana janji pernah kita torehkan
terkilas masa yang telah lalu
didepan rumah ini biasa kau menunggu
tersenyum
basuhkan lelah selepas bekerja
menghela nafas, kutengadahkan kepalaku
seolah ingin bertanya pada langit
sesaat ingin aku berteriak
“Tuhan, dosa apa yg telah kulakukan hingga karma ini Kau turunkan?”
namun lirih angin berucap sendu
sibak awan sambut rembulan
gantikan bintang senyum untukku
seolah ingin larutkan perih dalam hati yang kian gundah
dan bagaikan air menetes di bebatuan
perlahan
Keangkuhanku luruh dibuai angan
Menembus gawang keegoanku
hancurkan jendela hati yang lama telah terkunci
akupun terkulai, lemah tak berdaya
dan kini,
dalam kesedihanku,
dalam penyesalan dan kebingunganku,
aku sungkem memohon ampun dan petunjuk-Mu
8 dirham untuk semangat ... maju ...
usaha yang bagus kawan.. mampir juga ke tempaku yah..
salam, si penyumbang kata karma
hihihi................
8 dinar untuk semangatnya bro
Wah bagus juga tuh walaupun pemula tapi ok punya. Tetap semangat!!! :)
Wuihh...kerennn. Kau berhasil teman :)
He..he.. jadi malu, namaku nampang di keterangan puisimu :">
akhirnya keangkuhan itu luruh, hingga bisa membuka hati yang terkunci..
lumayan enak
tapi banyak bangunan yng berdiri sendiri
Maknyus pokonamah..
udah bagus kok !
Puisi yang indah sobat...penyesalan..makna bertalu....
setiap kata digunakan sesuai porsai, bahkan gawang yg susah itu.. :)
terlalu telanjang saja maknanya..