Memang benar…
Engkau tak pernah melarangku merindukanmu
Sejauh apapun hal itu ada pada diriku
Tapi jujur saja, sampai saat ini
Aku tak pernah berani mengharapkanmu
Sejak pertama kali kita bertemu
Kuakui aku menyukaimu
Anggun budimu menyentuh relung batinku
Engkau telah menyadarkannya dari tidur panjangku
Meski aku tak pernah menatap lembut wajahmu
Salahkah jika aku selalu mengingatmu?
***
Menjadi karibmu adalah keberuntungan bagiku
Tapi menjadi pendampingmu adalah hal lain bagiku
Aku berusaha berbuat baik padamu
Bukan karna aku ingin memilikimu,
Tapi lebih karna aku menyukai pribadimu
Wahai wanita dambaanku,
Ingin sekali aku bertemu lagi denganmu
Seperti sore itu
Didepan sebuah kedai di pinggiran kota
Tatapanmu yang bersahaja
Membuat aku tak pernah lupa
Aku ingi menatapmu meski hanya sekejap saja
Karna dengan begitu
Engkau berikan keteduhan bagi gersang hatiku
***
Wahai wanita yang kurindu
Berikan kesempatan padaku
Agar aku bisa membuktikan padamu
Bahwa aku mampu meyakinkanmu,
Beri aku waktu untuk aku katakan padamu
Bahwa aku tulus mencintaimu
Akan aku katakan pada hatimu,
sesungguhnya yang kurasa padamu
Lebih dari hal itu…
Elang Biru,
Islamic Mission City Cairo,
21 July 2008, 15:40
Rindunya mendalem banget ya, lanjutin dong jd Happpppyyyy ending ;) ditunggu kelanjutannya.. Yg happpppyyyy tapi wkwkw.
hu hu hu
rindu euy
banget2 menyiksanya
aqu gag nyangka,,,
aqu bakal nemuin puisi,,,
yang slama ini aqu rindukan,,,
puisi ini pernah tergmbar dlm khidpan aqu,
aqu suka ma sebuah cnta yang dilandasi karna Allah,,
maka dari itu aqu ska ma puisi km,,,
waw, bagus..terasa etika agamis, apakah sedang dekat denganNYA
berharap dan merindu itu sakiiiit banget ya
nice post kawan kep write ya
lam kenal..
Kayak lagi baca diari Elang Biru.
Sedih sekali... :(
Tapi tetap semangat ya!
dijalan --> di jalan
ingi --> ingin
Keep writing, cia you.
jd ingat masa SMA,,hehe
rasa itu ga kenal usia...
sampaikan langsung padanya.