“MAAF…”
Ya, cuma itu. Singkat, tapi kuharap kamu mengerti. Bahwa “bodoh” adalah nama tengahku dan penyesalan selalu tersebut di akhir.
Egoku yang membunuh penerimaan, pengertian hancur, lalu tinggal aku dan kamu yang berseteru.
Jadi ragu, ingin tahu
Apakah kau bertahan… atau mungkin ingin lepas dariku?
“MAAF…”
Itu adalah kata terakhirku, peluru terkahir yang aku punya untuk menembus hatimu. Mungkin tak kuat, mungkin tak hebat.
Tapi hanya itu yang aku punya….
Untuk kamu… Untuk cinta.
wow, kata2nya puitis :D
suka banget ama
salam kenal ya :)
aduh jangan gitu dong kak
:)
kata sederhana tapi terasa tepat..nice poem sob....