Ia tak tahu seperti apa rasanya jatuh hati sampai ia bertemu laki-laki itu. Laki-laki yang selalu duduk sendiri, ditemani seekor anjing peliharaan yang menyalak galak setiap bertemu orang asing.
Pertama kali ia bertemu laki-laki itu di kereta, dalam perjalanan menuju tempat kerja barunya. Gerbong itu hanya dihuni beberapa penumpang, termasuk dirinya. Entah apa yang menarik dari diri laki-laki itu hingga ia menandai setiap detik kebersamaan mereka dengan nada-nada gumaman yang lembut dari mulutnya. Nada-nada yang terus bergaung di dalam kepalanya.
Kehadiran laki-laki itu seperti partitur lagu yang ia terjemahkan ke dalam nada-nada lembut nan merdu. Dan alat musik yang paling dikuasainya adalah rasa. Dawai-dawai di dalamnya kembali bergetar, meresonansi sisi lain hatinya yang kelam dan gusar.
Malam-malamnya mulai terasa riang, dan siang-siangnya lebih dari sekadar benderang. Ia mampu mengerjakan lebih banyak sketsa untuk perusahaan tempatnya bekerja. Sosok laki-laki itu tidak hanya mampu membunyikan banyak nada di dalam dada dan kepalanya, melainkan juga rupa-rupa memesona di ruang ingatannya—yang lantas ia wujudkan dalam karya-karya visual yang indah. Gambar-gambar hitam putihnya.
Sore ini, untuk yang kesekian kalinya, ia menemukan laki-laki itu duduk di tempat favoritnya bersama anjing kesayangannya. Menikmati detik-detik matahari tenggelam di ujung horizontal garis pantai. Ia mengambil jarak beberapa langkah di belakang laki-laki itu, mencoba mengabadikannya di atas buku sketsa. Ia sangat mencintai pekerjaannya, lebih-lebih jika objek itu adalah sosok teristimewa untuknya.
Tanpa ia sadari, seseorang berdiri di hadapannya. Mata mereka kemudian bertemu pada satu titik, yang letaknya di dalam mata satu sama lain. Dan nada-nada itu kembali berdenting, berbunyi kian nyaring. Laki-laki itu hanya berjarak sau langkah di hadapannya. Butuh waktu beberapa detik sebelum ia menyadari bunyi nyaring itu berasal dari seekor anjing. Ia sedikit terjengkang, agak ketakutan. Laki-laki itu lantas mengisyaratkan sesuatu pada hewan peliharaannya hingga diam.
Laki-laki itu kemudian mengangsurkan sesuatu—yang lantas ia kenali sebagai pensil gambar miliknya. Ia memang ceroboh.
“Makasih….”
Ia tersenyum tulus, dan laki-laki itu hanya mengangguk dengan sudut bibirnya yang sedikit terangkat, sebelum akhirnya pergi bersama sahabat kecilnya.
“Hei, tunggu!” ia berusaha mengejar sambil merapikan peralatan gambarnya. “Ini, buat kamu....” katanya, sambil memberikan selembar gambar yang baru dikerjakannya dengan napas agak terengah. Laki-laki itu tersenyum cerah menerimanya, kemudian menunjukkannya pada sahabat kecil yang selalu setia menemaninya. Ia mulai menyadari sesuatu tentang laki-laki itu.
“Kamu suka?”
Laki-laki itu mengangguk mantap dengan satu jempol terangkat, membuat ia tersenyum puas.
“Besok aku libur, dan mungkin kita bisa pergi ke mana, dan aku akan menggambarmu lebih banyak lagi.”
Wah, kayaknya seru. Tapi besok aku ada urusan :( . Ia membaca tulisan itu di layar ponsel laki-laki itu.
“Yah, baiklah. Tapi lain kali harus jadi!” Laki-laki itu mengangguk seakan benar-benar menyanggupi.
Di telinganya, nada-nada itu semakin terdengar merdu. Dan di matanya, dunia tak lagi sekadar hitam, putih dan abu-abu. Meskipun pada kenyataannya tetap begitu, setidaknya ia tahu, mulai saat itu, hari-hari kesendiriannya telah berlalu.***
anj*** menggambar nada, putunya gitu, dan lalu eksekusinya di ujung gitu.. *banting setir ke jurang dan jadi biarawati gue*
nice...and soft... :). Bingung mau kasi poin berapa. :)
poin poinnn :)
daduuunnnn...
i miss you soooo much buddy.. sono pisaaannn ^^
bagus dun, cuma klimaks-nya mana, asa bukan dadun ieu mah,, atau jangan2 belum selesai ya?
diksinya cantik...
ari si cowo eta teh gagu kitu dun, naha balasnya pakai sms bukan ngomong langsung :D
si dadun loba teuing bitjara tinta, jiga bak treuk. jadi weh olab. ahahay..
Keren bangettt :O
^^ bikin merinding... hihihi
KEREN!
tes
tes
tes
tes
Sedap! selalu menarik nih si om :)
keren..
sweet and soft ceritanya.
laki-laki itu bisu ya?
kurang panjang T.T
bagus banget.. :)
bagus...
bung dadun memang jempolan.
tetap belajar sama-sama
silakan berkunjung kesini
Ahh... rangkaian prosa kisah ini membuat sebuah perkenalan antara dua insan terasa kian bermakna...
aku paling suka bagian ini, kak
Kehadiran laki-laki itu seperti partitur lagu yang ia terjemahkan ke dalam nada-nada lembut nan merdu.
cerita yang syahdu, menurutku ^^
mampir di tulisanku juga, ya
saya suka penggunaan kata Nada yang maksimal dan optimal di ceritamu ini, kak dadun. :)
bahkan banyak kata Nada yang dijadikan kiasan. ckck *thumbs up*
.
cuma saya agak missed di beberapa part, kak. :) *idem ama kak cat dan devi*
#kabuur
Huh kenapa gambar ini lagi?!
Untaian nada hilang, gambar nada....Tapi memang semuanya tentang nada. Proyek tantangan begitukah? Boleh ikutan?
Btw, ini cerita puitis. Cool.
so lovely...hidup memang berwarna, dan aku lebih menyukai mejikuhibiniu melebihi hitam putih dan abu2, ^_^
ehem kak dadun,, bagus euy,, minta tanda tangan ah ke atas, ke tubagus ismail dalam, hahhahahah
swwet...
nitip poin aja deh
Hemm.. kata2nya puitis ^^
Hanya saja kadang agak bingung, seperti misalnya kan si aku ketemu lelaki itu di kereta, tp entah kenapa masih agak samar. Trus beralih ke tempat favoritnya di pinggir laut itu. Seperti ada yg kurang, tp apa ya... *mikir* *digetok kak dadun*, hehe. Maap ga jelas, xD.
hihihi itu ceritanya lagi flashback dari pertama ketemu. present time nya cuma waktu dia ngeliat si cowok di pinggir pantai.
maklum, harusnya ini malah 100 kata. tapi ternyata 500 kata juga masih kurang buat ngejelasin apa yg hilang.
ga digetok kok. paling digebok. heheh
ceritanya yg laki bisu yah? hm..
tak ada yang meragukan tulisan master dadunz..
aaah berlebihan. padahal tulisan geje begini >.<
:p
ow wow ow.. @.@
awal kisah cinta yang indah. narasinya bikin hanyut... tapi kurang panjang! >.<
dun, memang ceritamu kali ini lembut, tp kenapa kok rasanya aku tidak terlalu mengerti ..
apakah karena otakku sedang eerot
baguss....
pilihan katanya manis banget...
keren!
Suka >.<
Cantik dan lembut. Mengalir.
Saya ga nyangka, dari gambar sekelam itu bisa dibuat cerita selembut ini!
*penglaris penglaris*
midori: ahahaha engga. ini cuma fragmen jatuh hati kok :d
Semudah itukah cinta?
Hahaha..bagus, Kak Dadun