kau hempaskan hatiku dengan amarahmu
terserak, ragu tanganku bergetar
mencoba merangkai kepingan yang tercerai
bulir-bulir bening yang memecah di gersang tanah,
hitam kerontang,
entah keringat, mungkin air mata
tapi apa pedulimu?
walau kutiti benang sembilu
beku jiwamu yang berselaput karang tak bertuan
tak setitik melembut luruh, sekedar…
mengembun di pucuk rindu
kramat’ 10 Mei 2011
Lanjutkan.. :D
Salam :)
indah sekali goresan yang begitu mengalir lembut nan syahdu...
selamat berkarya