Sungguh, serupa genderang tertabuh. bimbang itu masih berderap nyata dalam hati.
Ia muncul di malam-malam panjang penuh tanya.
Sungguh bunda, jikalau tanpa nada bangga dalam suaramu aku pasti sudah menyerah.
Serupa kopiku di pagi hari yang menyemburatkan semangat.
Bunda, derai tawamu lebih hebat dari itu!
Sungguh!
Read previous post:
Read next post:
Be the first person to continue this post
keep writing
bak arra... arra sekarang dimana? lama ga nongol niy... sama kayak saya.. ckckckckck
dengan puisi sesingkat itu tapi bisa mantep kata katanya..
puisi yang simpel tapi mengena, seperti kesederhanaan bunda :)
salam
tak habis kata untuk membahas tentang bunda..
salam
^_^
bagus arra.. tetap berkarya. aku suka ^^
Bunda piarakanku.
Salam kenalku.
iyes dong..i really2 love my bunda too :)