Pinjami aku bocahmu
untuk minta – minta.
Sebab tanganmu mandul,
sedang tubuhku tak laku melacur.
Pinjami aku bocah ringkihmu.
Supaya merengek dalam nestapa
seraya menekan perut di lampu merah.
Biar tanganku menadah recehan
dari mata - mata iba
dan mereka pengumpul pahala.
Ini kemiskinan
bukan penipuan.
Masyarakat selalu curiga
maka perlu diyakinkan.
Jadi, pinjami aku bocahmu
untuk minta – minta.
Nanti kita bagi dua.
Sama rata
diluar jatah preman.
Dan
usah hati bersesah
bila Si Buyung diciduk
truk kelabu.
Lepas sudah satu tanggungan
Nah, kan...
sudah ku bilang puisi2 Kakak ini mengingatkanku pd puisi2 seseorang (yg tdk bs ku ingat namanya)
O,O
hmmm... frodo baggins?
enggak ada hubunganny sama hobbit T.T uhuhuhuuuuuu.......
*nangis d pojokan*
wow... keren. realita banget dengan kata-kata yang blak-blakan dan ngena.
great! :)
OMG!!!!! keren banget
Puisi yang tajam! Bagus!
suka sekali. ngga pernah kepikiran bikin puisi dengan tema begini.
bacanya juga enak. cerdas! :)
waaaaaaw.... tragis sekali.
bait ke 2 sedikit menggangu dan hilangkan saja, menurutku. Mantap, sepertinya, sudah kena koq. Larik terakhir, mungkin berdiri sendiri, yach.
see you... sastra oh sastra
Halo Mas, thx masukannya. dibaca - baca lagi bait 2 itu rasanya pemborosan yang gak perlu di satu sisi saya merasa perlu ada bait kedua itu untuk membangun... sebut saja klimaks. Coba nanti saya ulik lagi :)
:)
nice,
kereeen,,, realita jalanan...
salam,
siiippppppp
mantab,,,kemiskinan struktural di perkotaan = eksploitasi = komoditas, salam :)
:)
segerrrr