Tawa, luka
ahh, dulu sempurna
Ku runut lagi hidupku kini,
tak pelak perpisahan buatku sangsi
masih tersimpankah 1001 memori?
Satu duka menunggang waktu,
tak ada lagikah ruang canda untukku?
hatiku berangsur membatu
Ahh,
dapatkah aku berhenti gundah?
ingin ku serap kenangan tanpa risau, bisakah?
Tak ku nikmati rindang pohon itu
Tak ku kenali ceria pelangi itu
Tak ku rasakan cerah mentari itu
Tak lagi ku resapi rintik hujan itu
-030610/05.01.2012-
bagus. karya yang memiliki rima. aku suka dengan bait-baitnya juga.
see you, sastra oh sastra.
Penghematan kata yang bagus, karena menciptakan kesempatan bagi pembaca untuk menambahkan dengan imajinasi masing-masing.
Untuk baris ini:
ingin ku serap kenangan tanpa risau, bisakah?
saya cenderung koma itu diganti dengan titik. Bukan karena selera, tetapi menurut saya begitulah cara kerjanya bahasa kita. Untuk penjelasannya mungkin nanti. Syukur-syukur kalau ada yang mau membantu menjelaskan.
Secara keseluruhan, saya bisa membaca puisi ini beberapa kali dan setiap kalinya saya menemukan sesuatu yang baru.
Salam.
Mari terus menulis.
berasa galau saya....
keep writing
semoga tak lagi merasa risau dan asing