Tak ada apapun
Kosong
Waktu
Tak kudengar apapun tentangnya
Hidup
Aku tak melihatnya bertebaran
Rasa
Entah
Kemanakah perginya
Waktu
Hidup
Rasa
Hilang tak berbekas
Disini
Aku mendesah dalam kesendirian
Read previous post:
Read next post:
Be the first person to continue this post
Arahnya sudah bagus, menurutku. Baris-baris satu kata dipakai untuk mencerminkan sepi. Itu satu cara yang pas; bukan hanya kata-katanya, tetapi tampilan fisik puisi ini sendiri mendukung jiwa puisinya.
Di sini ungkapan-ungkapan yang memancing imaji hanya sedikit, dan itupun, ironisnya, terbatas pada baris-baris panjang (lebih dari satu kata). Bagaimanapun, ada konsistensi di situ: semuanya kalimat aktif; "tak kudengar", "aku tak melihatnya bertebaran", "aku mendesah". Selebihnya, baris-baris satu kata itu kurang kuat menurut selera saya. Kata-kata benda "waktu", "hidup", "rasa", terlalu umum. Sehingga nuansa sepi yang sudah terasa kurang mendapatkan pijakan.
Saya bisa memahami bahwa tidak selalu sederhana mengubah tulisan yang sudah jadi. Nilai rasa, yang sudah dikejar sejak sebelum huruf pertama ditulis, terancam berubah dan tidak sesuai lagi dengan konsep awal. Kalau ketiga kata abstrak itu diubah, kemungkinan harus ada penyesuaian juga di bagian lain.
Secara keseluruhan, saya suka dengan konsepnya.
Selamat berjuang di tulisan-tulisan berikutnya.
Mari terus menulis.
iya. makasih ilmunya. nulis, tetep dong.. semangat..
biasa aja . g dapt fell nya
fell tu artinya apa ya? maap.. soalnya aq ga bs bikin puisi..
Sepi ya, baik ya dia mau nemenin lo. =]
practice make perfect!
sering2 aja baca gaya menulis n bertutur puisi pny org lain (apalagi yg modusnya gak biasa) pasti bakal dpt pencerahan kok.
Menjalin kesepian dalam rangkaian kata.
wew~ just like me~ :)
lanjutkan kakaaa ^^d
iya.. smangaaatt..
ya, sepi...penyair indonesia masih monoton ttg puisi sepi-nya..
karna ìtulah, saya mohon bimbingannya...
terasa sepi disetiap barisnya...
yah.. begitulah,..