Serta merta toko tutup
Rumah ibadah terbuka
Perlahan, menyurut hidup
Yang ada di kota-kota
Berkumpul di satu balai
yang lama terbengkalai
Berdoa, bernyanyi, merapal
Bersama cari selamat yang tebal
Pengeras suara yang paling ditunggu
Di pojok sana, di sudut yang abu-abu
"Tidak jadi datang!"
"Tak jadi datang Dia!"
Maka semua bersorak
berguncang dan luber ke jalan
Semua kembali abstrak
Berjibaku tanpa kengerian
Kembali mengantri untuk bra
mengantri untuk daging dan pasta
Kembali ke tengah kota-kota
jajakan apa saja yang bisa
Pengeras suara ternyata rusak,
pita kaset hambur berjelanak
Dan dari gang yang tadinya lengang
Gemuruh menerjang, datang...
Semua gelap, semua hilang...
Jakarta, 12-12-12
Read previous post:
Read next post:
Be the first person to continue this post
auooooo... haks..
keren!
dulu ketika SD beberapa teman saya tidak masuk, alasannya karena kiamat jadi gak perlu masuk sekolah :D
9-9-1999
SD kelas berapa bang, tahun segitu? :D
baca puisi ini, jadi ingat adegan film 2012
memang menakutkan, kadang-kadang kita terpengaruh :)
waaah. saya belum nonton nih malahan. :D
puisinya apik! tapi sekitaranku biasa saja tuh^^
apanya yang biasa di sekitar? kiamatnya? :))
jiwa Ayu telah kembali... welcome back. :D
maksud looo jiwaaaaa?? emang jiwa gue diculik dementor apa. -_-"
ada juga yang bilang 211212 :)
Ini bukan tentang tanggal, melainkan tentang ketakutan yang menghilang dan tiba-tiba, yang mereka takutnya itu ternyata benar adanya.
Bangun tidur langsung disuguhi puisi yang begini, merinding (>.<). Temanya bagus loh ini, memanfaatkan isu yang besar. Btw agak random juga baca "Kembali mengantri untuk bra". Langsung ngakak tiba-tiba wkwk. Aku juga lagi belajar bikin rima yang baik nih, rima kakak bagus hehe iri
.
Salam kenal! :)
Sengaja kok saya bikin gitu. :p