Sudah lama sejak terakhir aku bersandar di dermaga
Ombak datang dan pergi
Tak ada yang mencari, tak ada yang menunggu
Di satu sudut benak, berpendar lemah pengingat
Dermaga adalah persinggahan. Dermaga adalah rumah
Betapa lama menunggu diakui kedewasaanku
Melelahkan
Ketika pengakuan itu tiba, aku sudah tak dewasa lagi
Mencarikan tempat mengadu untuk Hamlet
Melihat kapal berayun-ayun, adakah mereka mencari Helena dari Troya
Dermaga tempat melepas dahaga.
:)
salam Love in,peace out
Salam balik.
Peace, love, and hope :)
Memang tak mudah ber kolaborasi :)
Makasih pengertiannya, abi fathia :)
Puisi kolaborasi say? entahlah terasa ada yang nyendat habis baca bait ke-3 ke bait berikutnya. hehe semoga dermaga menjadi sandaran dan tempat yang nyaman untuk memandang langit yang amat luas :D
Makasih Mbak irayukii :) Masih nulis kan?
salam,
Mas openk makasih sudah mampir :)
Jadi ini kolaborasi 3 orang? Terasa ada patahan di bait akhir :)
Maaf lama mbalasnya ><. Ada sedikit ketegangan antara Naery sama Samalona, hehe. Karena yang dikomentari itu bagiannya Samalona, Naery pikir biar beliau aja yang menanggapi komentar ini. Tapi ternyata Om Samalonanya mikir karna ini Naery yang posting, jadi ini wilayah kekuasaannya Naery. Hehe. Saling menunggu deh.
Yaa.. begitulah. Kami menyadari kekurangan di bait akhir itu. Terima kasih komentarnya, mas aries :)
Salam dari ketiga kolaborator.
aku sudah tak dewasa lagi. *kembali kekanak2an? :)
Ya. Bisa dibilang begitu. Atau menjadi pikun :)
spt alarm yg lembut agar hati tetap bijak...suka deh...
hanya dua larik terakhir berkesan ujug-ujug buat aku...ga tau deh
Makasih Mbak Titikecil. Naery senang jadi tahu kesan yang timbul dari tulisan ini.
imajinatif,,
salam
makasih komennya
salam