maaf, saya terlalu terlambat untuk memahami diri saya sendiri, juga dirinya. Dan sekarang, biarkanlah saya menebus segala prasangka-prasangka dan keburukan yang telah saya perbuat.
Read previous post:
Read next post:
Be the first person to continue this post
terkejut.... itulah yang aku rasakan...
Inilah bedanya puisi dan prosa. Dalam puisi tokoh aku boleh jadi adalah aku si penulis puisi, karena memang sebagian besar puisi dilahirkan dari ungkapan isi hati penulis. Sedangkan prosa, apalagi cerpen, tokoh aku adalah tokoh pelaku yang diceritakan oleh si penulis cerpen. So ... cobalah mulai memisahkan diri antara aku sebagai penulis cerita dengan tokoh aku sebagai pelaku cerita. Sehingga cerita itu akan benar-benar menjadi sebuah cerita, bukan biografi yang dikemas menjadi cerita. gimana hayo ... hehe.
karena rata-rata penulis cerita yang aku baca banyakan masukin unsur 'aku' penulis dengan tokoh ceritanya (walau dikiiit banget pasti ada karakter si penulis asli, percaya deh om, hehehe... keluarin jurus sales buat ngeyakinin konsumen :D), kecuali mungkin genre fantasi fiksi^^. hayooo gapapa tooo??
Saya itu biasanya agak 'males' baca cerpen,pokoknya hal2 yg sifatnya fiktif.
Tapi untuk ini, nice... cukup membuat org penasaran.
makasih arlin, tunggu kunjungan balik saya :)
di awal agak kurang enak.
Aku paling suka melihat punggungmu. Sebatas melihat saja sudah cukup. Memerhatikan bagian-bagian yang luput dari penglihatan. Bagian-bagian yang tak pernah tersentuh apalagi diperhatikan. Disaat kamu sibuk memperhatikan bagian tubuh yang nampak oleh mata – rambut, wajah, mata itu semua jadi kelihatan kurang asri. Karena kamu bisa mengubahnya sendiri lalu mengelabuhi orang lain.
kata perhati -- terpakai 3x dalam jarak yang cukup dekat. memang tidak ada aturan untuk penggunaan kata berulang kali. Hanya saja pada saat dibaca, rasanya seperti pengulanggan yang kurang enak.
trus, kata Mata.
Disaat kamu sibuk memperhatikan bagian tubuh yang nampak oleh mata – rambut, wajah, mata itu semua jadi kelihatan kurang asri. -- Di saat kamu sibuk memerhatikan tubuh yang nampak oleh pandangan - rambut, wajah dan mata -- semua itu jadi kelihatan kurang asri.
memerhatikan trus memperhatikan -- tidak konsisten.
cinta dengan beda usia jauh, kek di Kumcer Love Around You grup House of Romance (http://www.facebook.com/groups/houseofromance)
Suka dengan perasaan gadis yang manis-manis gitu.
practices make perfect.
Bahkan saya sendiri tidak menyadari hal itu, hehehe...
makasih sudah dikasih catatan panjang kakaak. nanti nanti aku coba tengok lagi #penulismales :D
Nin, kamu produktif banget ya...salut.
Cerita yang menarik. Tapi saya agak bingung nih, di awal kesannya kalian udah jalan bareng alias pacaran. Tapi di akhir kesan yang saya tangkap hubungan kalian hanya pertemanan tak ada ikatan, bahkan kesannya hanya cinta satu fihak. Apa saya salah mengambil kesimpulan ya? :)
sebelumnya... makasih :)
bingung? oya, yang tulisan miring itu adalah imajinasi si 'aku'. jadi, mau bayangin mereka udah jadian ato dibalik dibuat si cowok yang suka ya bebas-bebas aja (ngayal itu gratis kok, hehehe). Walau pada akhirnya si'aku' kebentur pada kenyataan bahwa si 'kamu' nggak tahu apa-apa soal cinta yang dirasakannya, mentok-mentok cuma deketin aja... begitulah cinta si pengkhayal (ceritanya) :)
entah kenapa saya suka sekali dengan cerita yang temanya 'diam-diam' kesannya indah hehe^^
nice kak nina^^
aku juga suka :) oiya, mengingatkanku pada 3 sambungan cerita yang kau tulis awal-awal, itu kan juga diam-diam, hehe makasih^^