Hari ini
Ia pamit pada ibu
Pada adik
Dan pada kuburan ayah.
Patahlah hati mereka
Berkeping kabarnya
Ia susun derai itu
Menjadi senyum
Ya, senyum.
Hari ini
Ia pergi masuk biara
Menjadi rahib katanya
Ya, menjadi rahib
Di pintu biara
Ia usap air mata pacar
Lalu bimbing tangannya
Masuk genggamanku
Ya, dalam genggamanku.
Read previous post:
Read next post:
Be the first person to continue this post
hmmseperti kidah sroarang kawan, ( srorang mualaf ) tapi tak semudah itu
Bait terakhirnya sedih :(
Mudah-mudahan keputusan ini bukan karena merasa tak punya pilihan lagi.
Keputusan yang berani...
menyentuh... jaman sekarang jarang ditemukan orang yang berani mengambil keputusan seberani itu, menjadi rahib. ini nyata? :)
Nyata, ini terjadi pada setiap kita yang pernah mengambil keputusan seberani menjadi rahib kan :)