Sepertinya baru terlahir
rasanya kemarin aku masih menyusu
dalam buaian ibuku, dalam naungan ayahku
tangisan sebagai caraku meminta air
Rasanya baru enam jam lalu
kaki kecilku melangkah lincah
meski perlahan, hatiku buncah
mengejar ibu yang bawa boneka
Satu jam telah usai
Dan aku berlarian menuju ayunan
setelah selesai belajar doa dan lompatan
balutan hijau dan ransel kecokelatan
awal meniti belajar sendiri
Dua jam berlalu
putih merah berganti biru
tawa ceria berganti biru semu
awalku mengenal cinta baru
Tiga jam memakanku
memaksaku untuk melangkah
memilih awal yang tak miliki akhir
jatuh dan mencinta
bangun dan berkawan
dinamika busana kelabu
Kini tinggal dua jam waktuku
satu jam pasti 'kan lenyap
hidup bersama dalam senyap. damai.
dalam senyum dan bahagia
meski denting kaca tak mengelak
Tak tahu satu jam lagi
di puncak bilah aku menanti
saat napas tiba-tiba meregang
dan...
lapisan besi mirip benang itu
pisahkan kepala dan tubuhku
Menikmati
di ujung tanduk thoh maksutnye puncak bilah ini. ealaaah. asiknya ini dibacaken dg gaya teatrikal gituuu, di perempatan lampu merah pas lagi rame2nya.
(ini karna inget teman yg dia bilang kalok kambuh isengnya, suka tiba2 ndeklamasi di perempatan)
nazokagi: puncak bilah itu mirip di ujung tanduk... di ujung pedang...
favemale: serem gimana? :D
hm..
di puncak bilah itu apakah ?
salam
Wah, serem baca bait terakhir :)