Prolog B: Relic bertemu dengan Myth, dan ...
Sudah dua hari sejak laki-laki itu keluar dari peti matinya dan membuangnya ke tong sampah terdekat. Di depan peti matinya itu terukir sebuah tulisan berwarna emas.
[Relic].
Relic dulunya adalah pembunuh berantai.
Namun, laki-laki 19 tahun ini bukan seorang psikopat atau orang gila.
Dia hanya murni dan ditakdirkan hidup dan mati sebagai
Pembunuh.
=_=
Relic berjalan menyusuri jalanan kota yang padat. Malam itu dia melanjutkan rencananya untuk memenangkan Ghoost ini.
Dua hari dia lalui untuk menemukan informasi kota ini dan kekuatan supernatural yang dimilikinya.
“Yah, meskipun disebut pertarungan, kalau kalian tidak punya kekuatan yang aneh maka game akan menjadi membosankan, karena itu aku akan memberikan satu spesial skill pada kalian.”
Dia mengingat kembali pernyataan Neku saat dia bertemu kucing itu.
“Namun, jangan salah sangka. Aku tidak akan memberikan kekuatan yang superpower kepada kalian. Hmm, yah, bisa dikatakan skill ini tidak akan bisa digunakan untuk membunuh siapapun.”
Spesial skill yang dimilikinya mungkin sangat menarik. Anehnya, dia sudah tahu cara pemakaian, efek serta kondisi yang harus dicapai untuk mengaktifkan skill ini. Mungkin, informasi itu sudah ditanamkan oleh kucing itu sebelum dia dihidupkan, pikirnya.
Setelah mengingat segala informasi yang ada, dia akhirnya tiba di sebuah taman kota. Jam yang dipasang diperempatan menunjukkan jam 9 malam. Dia mengobservasi seberapa banyak makhluk yang berada di taman itu sambil bersembunyi dibalik kegelapan.
Hanya terdapat dua orang sejoli yang sedang bercumbu di taman itu.
Relic berjalan perlahan-lahan mendekati kedua sejoli yang duduk di sebuah bangku taman itu. Setelah memasuki pada daerah paparan sinar lampu taman, barulah kedua orang itu sadar bahwa ada orang lain selain mereka di taman tersebut.
Namun, semuanya telah terlambat.
Saat mereka akan beranjak dari bangku tersebut, dua buah pisau melayang, membelah angin malam, menembus daging tangan kanan mereka masing-masing.
Duet jeritan cowok dan cewek itu mengalun saat kesakitan menjalar dari punggung tangan kanan mereka. Mereka mencoba mencabut pisau tersebut dari tangan kanan mereka, namun pisau itu menancap terlalu dalam di bangku taman itu.
“Halooo, namaku Relic. Salam kenal,” seorang pemuda memakai topeng kucing menyapa mereka.
Kedua sejoli itu terperangah melihat kelakuan sopan dari orang yang melemparkan pisau itu.
“Oh, btw, itu namanya Balisong. Aku mendapatkannya saat berkunjung ke Filipina. Orang-orang disana menggunakannya sebagai alat untuk mempertahankan diri loh,” Relic menunjuk pada pisau yang bernama Balisong di tangan kanan mereka.
Kedua sejoli itu terperangah, hingga lupa untuk berteriak sama sekali.
Relic melihat kearah mereka, kemudian mencabut satu lagi pisau yang kelihatan seperti pisau belati dari rompinya.
“Dan ini namanya Fairbairn. Tipe pisau belati yang ditemukan oleh William dan Eric di Shanghai. Tajam loooh. Eh, tidak percaya? pengen nyoba? Silahkan,” saat Relic mengatakan itu dia mengiriskan pisau belati itu ke pipi cowok itu hingga berdarah. Cewek disebelahnya kelihatan cemas sedangkan laki-laki itu meringis kesakitan.
“Oh, maaf. Aku jadi bermain-main seperti ini. Btw, apakah kalian menyukai satu sama lain?”
Cowok disamping cewek itu kelihatannya sudah sadar akan kenyataan, dan mencoba menjawab dengan berani. “Iya, kami mencintai satu sama lain. Kamu mau apa, ha?” tanyanya.
“....ooo. Gentlemen sekali. Sekarang, kalau aku bunuh dia, apakah kamu bakalan menyelamatkannya?” tanya Relic sambil mengacungkan pisau belati nya di depan hidung cewek yang kelihatannya ketakutan setengah mati itu.
“.....aku.........,” cowok itu menjawab dengan lambat.
“Aaa, Aaaaah. Lambat. Aku sederhanakan aja deh, kamu punya dua pilihan. Dia mati atau kamu mati. Saa-, pilih yang mana?” tanyanya lagi dengan cowok itu sambil menunjuk ke cewek yang satu nya lagi.
Cowok itu melihat ke arah ceweknya. Cewek itu membalas dengan terlihat memelas sambil kelihatan memohon kepada cowok itu, seperti mengharapkan pertolongannya.
“.....Bunuh dia,” cowok itu menjawab.
“Roger!!” Relic menjawab sambil tersenyum sinis dan mencabut Balisong dari punggung tangan kanan cowok itu.
Cowok itu melihat kesempatan kabur dan segera mengambil langkah seribu tanpa melihat kebelakang, kearah cewek yang dibilang disukainya. Cewek yang ditinggalkan oleh cowok itu terdiam seribu kata, dan malah menangis, dan kemudian memohon kepada Relic untuk melepaskannya juga.
“Gahaha, pengecut itu cepet juga larinya. Eh, nona nggak salah apa-apa kok. Hanya saja nona bernasib buruk malam ini.”
Saat Relic mengakhiri kalimatnya, dia mencabut Balisong dari tangan kanan cewek itu juga. Namun, saat cewek itu hendak berdiri, dia segera menancapkan pisau belati Fairbairn tersebut di depan dada cewek tersebut.
Jbleek.
Darah mengalir dari bekas tusukan pisau Relic meninggalkan luka besar yang tidak mungkin bisa diobati lagi. Namun, cewek itu belum mati. Dia tergeletak di kaki Relic, mulutnya masih mencoba menggapai udara, namun yang keluar hanyalah muntahan darah.
Relic kemudian membersihkan darah yang terdapat pada Balisong dan pisau belatinya. Dan kemudian menyimpannya di rompinya lagi. Disaat itulah dia melihat lagi kearah cewek yang terbaring dibawahnya, namun disana tidak ada apa-apa lagi. Dia mencoba melihat kesekelilingnya, dan
2 meter di depannya tampaklah cewek itu lagi, masih hidup tanpa bekas luka sama sekali dan dibelakangnya tampak seorang perempuan berpakaian hitam dan berkerudung yang memakai topeng kucing juga.
“Pergilah,” perempuan berkerudung itu berkata kepada gadis itu. “Balaslah apa yang telah dilakukan oleh pria itu,” katanya lagi.
Cewek yang dibunuh Relic itu membuka matanya dan menyeringai. Matanya berubah warna menjadi merah darah dan gigi taringnya sangat panjang. Relic terkejut dan sadar bahwa gadis itu telah berubah menjadi,
“Vampir,” sahut perempuan berkerudung itu. Disaat itulah, gadis yang berubah menjadi vampir itu melesat seperti peluru, melewati Relic yang keheranan, mengejar laki-laki yang telah menelantarkannya, tidak, yang telah membunuhnya.
“...He!. Kamu ghooster juga ya? Keren juga punya skill vampir seperti itu?” Relic mencoba membuka percakapan sambil mengeluarkan lima buah pisau yang tersembunyi dari rompinya.
“Tenang saja. Aku tidak ingin bikin konflik sama kamu. Namaku adalah Myth. Salam kenal. Singkat saja, apakah kamu mau party bersamaku?” suara yang keluar dari topeng kucing itu sangat halus sekali seakan-akan suara itu adalah suara bidadari.
“Party?”
=_=
- (1048 words) posted by hamdan15 8 years 45 weeks ago
Tags: Cerita | Cerita Pendek | misteri | fantasy | ghoost | supernatural
hahah, dia minta party...emang lo kira mmorpg?wekekek
cowoknya apa banget -___- pengen dibunuh rasanya kalo jadi ceweknyaa -_- lanjut looh, lanjuut~
bunuh aja kk... #haha.
waduh gue baca prolog B dulu baru Prolog A. tapi tetap sip. ceritanya seru. lanjutannya harus lebih keren
haha, jadi tegang nh.
klo gitu, lanjutan MWOnya jga harus lebh keren, haha.
baru muncul 3 pemain (y) nunggu lanjutannya xD
iya, tapi rencananya cuman 3 chara aja yg punya peran lebih.
thanks kk. ditunggu jg loh trappednya.
ohgitu..ok sedang dlm proses xD
Wew, seru nih, pembunuh sadis dan vampir kerja sama... Tapi kan hanya ada satu pemenang...
haha,
bikin koalisi untuk menghabiskan sisa trus baru bertempur satu sama lain kan bisa kk.
lanjut lanjut lanjut!
thanks kk.
wihhh.. mantep banget pake party party an.. XD wkkwkw.. berasa gem onlen.. XD lanjutin dong!! kayaknya ini skill nya keren2 pake hantu2an.. XD
Haha, thanks kk.
lagi suka maen game onlen jadi kebawa2 keceritanya.