Sesak mendesak
Menekan bagai pasak
Membuat bibir gemetar
Mata lamur tak berpijar
Sebadai galauan yang terendam
Meledak bagai memutus raga
Kalut tak menentu
Tubuhku oleng
Terhempas di daratan tak bertujuan
Cakrawala di kakiku
Batuan di kepalaku
Aku tak tahu lagi mana yang benar
Hanya getaran tangan memegang pinsil,
yang tak kunjung behenti
Read previous post:
Read next post:
Be the first person to continue this post
Cuma terganjal di kata 'menekan' pada bait pertama (baris kedua), apa bila dihilangkan pasti lebih pas, selebihnya oke (^_^). Benar katamu, kadang hidup tak memberi kita pilihan, selain bertahan. Jadi ingat Pi di Life of Pi, saat terombang-ambing di lautan Pasifik, ia terus mencatat di buku harian seluruh harinya, meski (spoiler) catatannya terbang terbawa angin.