Sekarang, aku hanyalah keranda
Yang mati karena seseorang telah mati di atasnya
Di atas darahnya sendiri di atas kedinginanku lagi
Sekarang, aku hanyalah senja
Dengan semunya cahaya yang menyakiti setiap kisah
Lalu bersama air mengalir meratapinya
Sekarang? Aku hanyalah malam
Mati dan selalu riang di dalam ruang yang tak pernah menemukan suka
Kisah yang selalu berjalan tak menuntun rasa
Sepi bersama sunyi dan deranya hati
Pedih dan tersenyum kembali mengukir mimpi
Kembali menyusun rubik yang tak tersusun rapi.
pengandaian yang baik. Namun saya masih janggal dengan korelasi antara keranda, malam,dan senja. Salam
nice...
sama, awalnya bingung. tapi setelah kalimat berikutnya baru terselip makna. Pemaparannya juga mengalir dan kata katanya cukup indah. Namun menurut saya terdapat penggunaan kata yang berulang seperi dera dan lebih bagus lagi jika tanda tanya saat kata "sekarang" tidak usah digunakan karena menurunkan rasa. hehee maaf sebelumnya.
Awalnya bingung, bait pertama tentang keranda, lalu kedua dan ketiga tentang senja dan malam. Tapi akhirnya mendapat suatu makna menarik :)
Tak peduli betapa terpuruknya, selalu masih ada harapan. Meski belum tentu bisa kembali seperti semula, seperti halnya rubik yang tak rapi, tapi selalu ada kesempatan kedua, atau berikut-berikutnya.
Salam.