uhm...
menghadirkan suasana untuk menggambarkan isi hati? begitukah? entahlah. diksi yang kaya. dan saya kembali membaca perasaan yang tertahan dari tokohmu, lewat kata-kata yang tidak tertuliskan. galau yang tidak mudah diucapkan?
maaf, abaikan. keren.
Narasinya masih tetap keren.. tp itu aja.. saya sdkt kecewa dgn jenis ceritanya.. n tokohnya.. rasaku sdkt hambar n terlalu datar...utk kategori kehilangan... apalagi kl someone itu begitu dkt... haiks... sorry komentnya kl ga berkenan..
Datar ya, Ben? Tiap orang punya cara mengatasi kesedihan masing2 sih ya, ga harus nangis dan meratap juga. Dia kan cowok..#ngeles. Barangkali juga karena udah lama lewat, empat tahun..#ngeleslagi.
Mungkin karena penulisnya aja sih -_-
Thanks udah berkenan membacanya :)
Ini juga sudah baca dari kapan tapi baru komen. Mengakhiri cerita tepat ketika konflik (setidaknya menurut saya itu adalah akar konfliknya) baru akan dimulai. Asem :)
Pensuasanaan latarnya oke. Sudah lama sekali saya tidak dengar/baca kata 'epitaf' dan 'serafim'. Lumayan memanjakan mata dengan beberapa diksi yang tidak umum.
Tidak bisa berkomentar banyak, hanya ini yang saya herankan: mengapa kamu memutuskan mengakhiri cerita pada bagian tersebut? Pada monolog itu? Pada kisah hidup mendiang Ron yang masih muda (atau Yo? Atau keduanya orang yang sama?) Tolong dijawab karena saya penasaran sekali. Hehe.
Salam.
sial, cerita mini(?)nya keren bener.
gak ngomongin kurang panjang sii, toh emang cerita sangat pendek, apa yg mau digugat.
ngeracau lu apik, mak.
dan ngepet bener endingnya, kalimat itu... MUSTAJAB!
ngahaha..
apa kabar Vinegar ^_^ yaayy pertamax #digampar #disepak . Umm saya koq merasa pengulangan kata kayak 'atau' , jadi kurang nyaman. Ehm menurutku loh ya. Tapi ceritanya bagus dan saya suka ketika ada yang menghadiri pemakaman #apaan. Apalagi mengingatkan akan kematian. Hi hi
konfliknya kok nga adaaa. tapi seperti komentar sebelumnya, narasinya emang keren seperti biasa.
uhm...
menghadirkan suasana untuk menggambarkan isi hati? begitukah? entahlah. diksi yang kaya. dan saya kembali membaca perasaan yang tertahan dari tokohmu, lewat kata-kata yang tidak tertuliskan. galau yang tidak mudah diucapkan?
maaf, abaikan. keren.
Narasinya masih tetap keren.. tp itu aja.. saya sdkt kecewa dgn jenis ceritanya.. n tokohnya.. rasaku sdkt hambar n terlalu datar...utk kategori kehilangan... apalagi kl someone itu begitu dkt... haiks... sorry komentnya kl ga berkenan..
Datar ya, Ben? Tiap orang punya cara mengatasi kesedihan masing2 sih ya, ga harus nangis dan meratap juga. Dia kan cowok..#ngeles. Barangkali juga karena udah lama lewat, empat tahun..#ngeleslagi.
Mungkin karena penulisnya aja sih -_-
Thanks udah berkenan membacanya :)
Ini juga sudah baca dari kapan tapi baru komen. Mengakhiri cerita tepat ketika konflik (setidaknya menurut saya itu adalah akar konfliknya) baru akan dimulai. Asem :)
Pensuasanaan latarnya oke. Sudah lama sekali saya tidak dengar/baca kata 'epitaf' dan 'serafim'. Lumayan memanjakan mata dengan beberapa diksi yang tidak umum.
Tidak bisa berkomentar banyak, hanya ini yang saya herankan: mengapa kamu memutuskan mengakhiri cerita pada bagian tersebut? Pada monolog itu? Pada kisah hidup mendiang Ron yang masih muda (atau Yo? Atau keduanya orang yang sama?) Tolong dijawab karena saya penasaran sekali. Hehe.
Salam.
Oh, mungkinkah monolog itu adalah epitafnya? Silakan ditebak dan dilanjutkan sendiri aja wanderer. Kalo saya bilang nanti ilang gregetnya :v
Makasih mampirmu ya..
Narasinya nikmat, tapi kayak Elqi, saya kurang tenggelam di cerita ini. Mungkin masalah panjang tulisan, tokohnya belum jelas.
Sekian. Maaf enggak bisa komentar panjang-panjang
Fiksi mini katanya gitu ya, bikin pembaca mikir sendiri dengan petunjuk yg sedikit saja. Tapi mungkin ini kepanjangan untuk disebut fiksi mini (?)
jadi inget mati -_- tapi keren!!!
Wah, maaf ya jadi bikin inget yg ga ngenakin :(..
sedang galau?
.
saya kurang tenggelam di sini, atau saya saja yang kurang nangkep ceritanya.
.
tapi ini tetap terasa nikmat untuk dibaca,
salam
Iyah, bener.. Ini memang masih kurang dalam, baru nyeritain yg ada di permukaan aja.
Trims udah baca, elqi :)
ini keren sekali, mengingatkan tentang kematian sekaligus pingin mati..
Hah, pengen mati.. Jangan dong..
Makasih mampirnya ya, ninefour :)
ia sama sama vinegar :D
sial, cerita mini(?)nya keren bener.
gak ngomongin kurang panjang sii, toh emang cerita sangat pendek, apa yg mau digugat.
ngeracau lu apik, mak.
dan ngepet bener endingnya, kalimat itu... MUSTAJAB!
ngahaha..
Endingnya yah, hihi. Nggak jelas gitu.
Trims udah baca yah :v
apa kabar Vinegar ^_^ yaayy pertamax #digampar #disepak . Umm saya koq merasa pengulangan kata kayak 'atau' , jadi kurang nyaman. Ehm menurutku loh ya. Tapi ceritanya bagus dan saya suka ketika ada yang menghadiri pemakaman #apaan. Apalagi mengingatkan akan kematian. Hi hi
Hai hidden,
Pengulangan atau itu yah, saya sengaja sih. Maaf ya kalo bikin ngga nyaman. Makasih udah mau baca, dan jangan kapok :)