Ringan

Gelak tawa lantang saja
Tepuk tangan membahana
Ragu hilang tanpa karena
Rasa senang campur manja

Betapa nyaman dinding kamar
Sebagai teman bicara yang tegar
Kau lantas beri dia garis-garis kasar
Sebelum akhirnya ditegur para penyabar

Tanpa akal kau senyum ringan
Sah bagimu tak acuhkan Tuhan
Lubang kunci menarik pandangan
Pada peti harta karun tertinggalkan

Kau buka
Matamu berkaca
Lembar pesan kau baca
Empat tahun silam kau ada
Tepat dua puluh sembilan kau tiada