Kita adalah makhluk-makhluk yang diam.
Yang terperosok dalam liang gelap.
Adakah jawabnya tersiar dalam gelombang digital.
Yang kuterima hanya diam.
Yang kudapat hanya seutas benang.
Benang yang kau putuskan dengan tangan yang berdarah-darah.
Kita adalah makhluk-makhluk yang diam.
Diam di ruang pojok kesendirian.
Apa yang tersisa dari kita?
Ploso, Juni 2016
Read previous post:
Read next post:
Be the first person to continue this post
Udah lama enggak baca puisi...tapi entah kenapa saia menangkap ini curhat soal hubungan jarak jauh yang hanya mengandalkan teknologi untuk komunikasi, tapi ternyata itu tidak cukup?
terimakasih. interpretasinya diserahkan kepada pembaca sajalah heheh. kalo saya sih lebih kepada semua hubungan yang dirasa tak cukup hanya mengandalkan teknologi informasi, baik yang ldr maupun tidak.
Berat, tapi menarik..