di jalanan tadi sabarku diuji
yang bersepeda motor seperti naik kuda liar
yang bermobil seperti naik sepeda motor
yang berjalan kaki tak dianggap
tak perlu menebak aku yang mana
lalu saat kau kutemui
diammu hikmat misteri
dan kau memberi selamat
atas hari kelahiranku
ini bukan hari ulang tahunku
jadi tak perlu mendoakan sehat selalu
semoga impian tercapai dan sukses
apalagi cepat dapat jodoh
atau semua urusan beres
tetapi kalau ucapan selamat
membuatku ingat
datang ke sini bukan kebetulan
tolong ucapkan itu setiap hari
Read previous post:
Read next post:
Be the first person to continue this post
samarata
bagus,
ada yang kurang
Saya merasa yang paling berat/kerasa di puisi ini ada di bait terakhir. Mendoakan memang harusnya tiap hari, bukan setahun sekali. Mantap, Bang.
Terima kasih, Nine. Saya memang memikirkan bagaimana membangun klimaks menuju bait terakhir itu. Harus ada kejadian spesifik yang melatarbelakanginya, supaya puisi ini mengandung unsur imaji kongkrit, tidak melulu abstrak. Begitu yang saya pikirkan sewaktu menulis ini.
Salam
inspiratif
Terima kasih sudah mampir membaca dan mengapresiasi, milisi.
kenapa pedih tapi menyentil?
Itu saya kurang tau sebabnya, tapi yang pasti terima kasih sudah mampir dan mengapresiasi tulisan ini, odasekar95.
Salam dan mari terus menulis.
selamat deh
makasih deh, arki atsema
selamat :D
Terima kasih, vlotska :)
lanjutt om samm....
Om Andi K dah agak lama nggak mosting, tapi rajin komen, hehe. Aku juga pengen rajin komen lagi, tapi saat ini belum memungkinkan.