-Lagi-lagi, tulisan ecek-ecek...
Lain, kali ini Gigies tak tega meributi Luki. Meski akibatnya, dia harus rela mencari buku referensi tugas biologi seorang diri. Sementara Luki, dia tengah duduk di salah satu meja perpustakaan. Menjadikan sebuah kamus untuk alas menyandarkan pipi kiri. Menghayati nyanyian yang terdengar dari hands free di telinga kanan. Matanya dipejamkan. Seolah menikmati hidup di tempat yang nyaman.
Tapi Gigies tahu, itu untuk menenangkan hati. Juga, bentuk ekspresi agar tak dikasihani.
Meski tak diceritakan sendiri, tapi Gigies tahu, kalau tiga hari lalu Luki patah hati.
“Kamu nggak apa-apa Luk?” Tanya Gigies yang sudah duduk di samping Luki.
Luki membuka matanya perlahan, “Kamu Gies?”
“Enggak apa-apa kok, lagu ini saja yang terdengar sedih!” Luki menyodorkan satu bagian hands free.
Gigies meraih dan menaruhnya di telinga kiri. Dia sadar, lagu sedih ini seperti soundtrack hidup bagi Luki.
Gigies diam, matanya terpejam. Berusaha ikut merasakan sedihnya Luki lewat lagu dengan tempo pelan itu. Permainan gitar akustik dan suara penyanyi perempuan yang halus memang menambah kesan sedihnya.
I've got a tight grip on reality .. but i can't let go of what's in front of me here
Dahinya mengkerut, kedua alisnya merapat. Dia berjuang keras. Berusaha mencari letak makna sedih dalam lagunya. Tapi gagal.
Tiba-tiba matanya terbuka.
“The Only Exception-nya Paramore kan?”
“Kayaknya!” Sahut Luki.
“Perasaan lirik lagunya nggak sedih-sedih amat!”
“Itulah masalahnya Gies, aku nggak tahu arti liriknya. Jadinya sedih, sampai pingin nangis!”
oh terakhirnya menukik..
kirain sedih apa
pernah nih kayak gini hahahaha
sering malah,
suka sama lagunya, sedih-sedih sendiri,
tapi sama sekali gak tau liriknya tentang apa
mungkin sedanggalau ya? hehe
awalnya enak, tapi ujung ujungnya saya harus ngomong "yaelah"..
salam kenal
anjiiir....
kena jebak wkwkwk :v
jebakan batman,hehe
ga nyangka, ternyata plot twist...
Untuk kesan pembacaan, awal-awal saya sudah mulai menikmati tingkah laku kedua tokoh di sini, pas di ending--dengan plot twist yang seakan-akan memutar balik mood pembaca--saya jadi kehilangan sensasinya. Mohon maaf sebelumnya, tapi reaksi saya terhadap ending cerita ini terasa datar. Ya, saya juga belum tentu bisa buat yang beginian sih, ahahahhaa, tapi setidaknya inilah kesan pembacaan yang saya dapatkan. Mohon maaf kalau kurang berkenan.
maaf ya nine karena belum memuaskan dalam memberi kesan,hehe
Bisa..
Tapi Gigies tahu, itu untuk menenangkan hati. Juga, bentuk ekspresi agar tak dikasihani.
Tiga hari lalu, dia patah hati.
Di atas keliatannya si Gigies yg patah hati, bukan Luki. Kalimatnya dibenerin coba (?)
Berarti si Gigies ini juga ga ngerti lirik lagunya ya. Soalnya dia berjuang keras memahami di awal, tapi ujung2nya bilang "perasaan".
Ini antara kaget karena ceritanya mendadak lucu / kesel karena ceritanya mendadak ga serius..
Salam~
salam cit... makasi uda mampir...
Aduh iya ya cit, abis ngomong "Gigies" terus "Dia" logikanya dianya itu Gigies kan kayaknya.
sepertinya saya cit yang kurang berbakat menerjemahkan maksud dan tujuan..
Maksud saya Gigies berjuang keras mencari makna sedihnya dimana? Kan luki bilang lagu sedih...
Sori nih cit, lagi gak pingin yang serius-serius sih