Keranda terapung terombang-ambing di riak pinggiran sungai. Terik menyengat membakar diri si mayat semut hitam. Tiba-tiba mayat semut hitam itu bergerak-gerak. Maksudku bukan mayat tetapi bangkai. Tapi tak pernah kudengar seorang atau dua orang menyebut semut mati dengan istilah bangkai semut. Semut mati tak menebar bau busuk sebab itulah tak bisa disebut bangkai. Semut mati tak perlu dikubur atau dikremasi sebab itulah tak bisa disebut mayat.
Semut mati itu bergerak-gerak lagi. Apakah itu semut zombie yang bangkit dari kematiannya?!
Ataukah hanya seekor semut pingsan, ya?
Semut hitam itu tiba-tiba bangkit dan langsung bergerak berlarian ke setiap sudut keranda.
Setelah lelah ia berhenti lalu berpuisi dengan lantang! Suaranya seperti tidak terdengar sebab yang terlihat ia hanya mengacung-acungkan tangannya.
Apakah semut punya tangan?
Ups, aku salah. Itu kaki depan bukan tangan.
Apakah semut punya pita suara?
Ups, aku salah. Semut tak bisa bicara. Bagaimana ia berpuisi?
ayolah,
aku sudah hitam enggan bertambah hitam dianggap linglung dan lupa jatidiri
berhentilah,
berikan teduhmu
Aku adalah semut hitam yang hampir pingsan di atas ikan mas koki yang mati
kujadikan keranda agar membawaku ke samudera
Oh, ikan mas koki yang malang
tidak,
tidak,
Oh, semut hitam yang malang
Sampai ke samudera kah?
andai ku berada di ketiak burung di sela sayap yang mengepak
mungkin lebih cepat tanpa ada suara riak
Hey, burung
aku ikut bersamamu terbang bersama awan berawak
Hey, burung!
burung diam saja terbang rendah sebentar, ia gagak, burung gagak
ia diam padahal inginku ia bicara
Hey, burung!
bila kau diburu pemburu terkena peluru kusumpahi jatuh tertembak
dasar gagak!
Oh, burung gagak yang malang
tidak,
tidak,
Oh, semut hitam yang malang
sepertinya,
tidak
********
Alkisah pada jaman kerajaan di masa lalu di sebuah sekolah di desa terpencil di pedalaman hutan, seorang guru bertanya tentang cita-cita murid-muridnya. Semua menjawab berbeda:
"Cita-cita saya jadi prajurit."
"Saya jd komandan."
"Menteri."
"Jadi raja."
Guru berucap senang. "Bagus. Kecuali kamu yg terahir. Kamu rakyat jelata tidak bisa jd raja. Sudah besar nanti mau bunuh raja, ya? Eh, mau jadi raja, ya?"
Dan semua murid tertawa.
Lalu yg terahir menjawab lagi: "Aku akan menjadi kepala negeri."
Dan semua murid tertawa. Semuanya kulitnya hitam karena itu kerajaan kulit hitam. Gigi mereka yang putih tampak jelas saat mereka tertawa.
Dan semua murid tertawa lama.
-------------------
Lalu ada kerajaan lain merebut kerajaan kulit hitam dan raja mundur sebab kalah. Kemudian raja lama diganti raja baru dari kerajaan yg menang.
Dan si murid yg mau jadi kepala negeri ternyata jadi budak tawanan dan menderita sekali.
Lalu dalam kesendiriannya ia menatap langit malam yg gelap sambil berkata: "Ya Tuhan kenapa kau ciptakan aku segelap langit malam ini padahal aku tak meminta untuk dilahirkan. Kenapa hidupku kelam, Tuhan?"