Jago Komentar
Teks. Edo Wallad
---------------------
To: Dani Hermansyah
Subject: Manuskrip kumpulan cerpen.
Mas Dani, aku sisipin di attachment, ‘a so called’ manuskrip kumpulan cerpenku.
Tolong komentarin ya mas. Aku butuh feeback.
A.S.A.P.
Juanda Leman
*****
To: Juanda Leman
Subject: re: Manuskrip kumpulan cerpen.
Ndak mau Ju.
Aku ndak mau kasih komen.
Aku ndak bisa
Dani Hermansyah
*****
To: Dani Hermansyah
Subject: re: re: Manuskrip kumpulan cerpen.
Tolong dong mas aku butuh banget dikomentarin.
Juanda Leman
(mantan anak buahmu yang butuh komentar)
*****
To: Juanda Leman
Subject: re: re: re: Manuskrip kumpulan cerpen.
Bener deh Ju…
Aku ndak bisa…
Aku bukan ahli sastra
Dani Hermansyah
*****
To: Venard Gaol
Subject: Manuskrip kumpulan cerpen.
Bang Ve, aku sisipin di attachment, a so called manuskrip kumpulan cerpenku.
Tolong komentarin ya bang. Aku butuh feeback.
Juanda Leman
*****
To: Juanda Leman
Subject: re: Manuskrip kumpulan cerpen.
Ju, aku sudah baca kumpulan cerita kamu. Ada beberapa point yang perlu kamu perhatikan;
1. Perhatikan awalan. Kamu masih sering tertukar antara –di- penunjuk keterangan sama –di- sebagai awalan atau imbuhan.
2. Tanda baca. Ini sangat terasa mengangguku. Aku jadi gatel banget pengen betulin tata bahasa kamu.
3. Aku suka gak ngerti apa maksud cerita kamu dipertengahan cerita. Agak tawar di tutur dialog. Walaupun sebenarnya tema yang mau kamu sentuh itu cukup berarti dan dalam. Akhirnya kamu kelihatan nyangkut.
4. Kadang-kadang saat ending kamu terlihat buru-buru, seperti kehabisan gas tapi harus finish. Santai saja Ju.
5. Boleh aku tahu kamu mau kirim kemana? Kalau mau kirim penerbit, aku juga ada manuskrip yang belum cetak. Boleh aku dapat nomor kontak agen dari penerbitan kamu?
6. Berikut aku attach manuskrip dalam bentuk file pdf. Ada 25 cerita. Banyak banget memang tapi kita harus persiapkan untuk cadangan. Itu perlu Ju. Aku lihat kamu Cuma punya 12. belum lagi yang 8 sudah pernah terbit di media-media cetak. Itu mengurangi nilai buku.
7. Overall manuskrip ini aku kasih nilai 5. Dari range 1-10
Venard Gaol
Chief Editor Komunitas Kayu Manis
*****
To: Dani Hermansyah
Subject: re: re: re: re: Manuskrip kumpulan cerpen.
Mas Dani kemarin aku dapat feedback dari bang Ve. Sebenarnya karya yang udah pernah terbit apa ya mas? Kok sekarang rasanya aku lupa.
Aku jadi agak ragu mau kasih ini ke mbak Novi mas, apa manuskrip saya layak terbit? Dari 1-10, dia kasih aku nilai 5 mas.
Juanda Leman
*****
To: Juanda Leman
Subject: re: re: re: re: re: Manuskrip kumpulan cerpen.
Makanya aku ndak mau komen karya kamu. Komentar orang kadang-kadang mematahkan semangat kita.
Sebenarnya Ju, mau dia dari komunitas Kayu Bakar atau komunitas Orang Utan, kamu ndak usah terlalu pedulikan.
Bang Ve itu bukannya kamu lupa, tapi karya-nya memang belum pernah terbit.
Aku dapet omongan dari banyak penerbit dia terlalu banyak minta. Terlalu banyak mau. Padahal karya-nya juga ndak sefenomenal itu.
Kemarin mbak Novi telepon aku, kapan katanya manuskrip kamu mau dikirim kedia?
Dia baca cerita kamu di surat kabar ‘Jakarta Yoi.’ Aku ada feeling dia suka. Mengenai kesalahan tata bahasa dan tanda baca, itu kerjaan editor, sedangkan aku lihat kamu lebih ke penulis yang kreatif. Dan kamu ndak usah peduliin penilaian Bang Ve. Kalau seni bisa dinilai, aku mau jadi dewan jurinya. Seni bukan sesuatu yang bisa diberi angka 1-10. Aku rasa seni lebih ke perasaan. Juga pesan moral dan emosi sang kreator. Seni bukan buat dinilai tapi dinikmati. Karena tidak ada yang salah dalam seni.
Cepetan kirim Ju.
Maju terus pantang mundur!
Dani Hermansyah
******
Esoknya aku janjian dengan mbak Novi di Kafe Buku Depok. Ternyata selama ini dia sudah perhatikan karyaku yang sudah terbit di beberapa media cetak. Dan dia memberi Gayatri sebagai editor bahasaku.
Sebulan lagi kumpulan cerpenku, akan terbit.
posting curhat?
walau nisa bilang sering pake cara ini dalam bercerita, tapi karena ditulis berdasrkan situasi dan kondisi (halah), yang dekat dengan kita semua, ya kerasa curhat buat kita kita neeeeeeeeeehhhh
hahahahahahahahaha
kok?
lha iya, kalao org luar yang lom kenal kemudian.com baca ini, emang dia ngerti apa?
ya kan..hehehehehehe
ntu saja dariku
terus menulis ya
hemmm, kunjungi karyaku juga ya (plis donk ah ;)----> tuh kan uda mulai minta komen deh
Well, sebenernya gak eksperimental juga. Kalo gak salah (meski gw gak inget sapa) banyak jg penulis yang format ceritanya spt ini (spt yg disebutin PIKANISA).
TAPIIII...
Gw gak nyangka, kalo Bung Edo ini bener2 teliti dalam menyentil orang, dan lebih tidak sangka lagi kalo SPLINTERS (mbak atau bung ya?) sangat cerdas melihat sentilan Bung EDO!
Bener deh! Matanya jeli banget! Kepada kedua penulis itu gw menepukkan tangan gw di pundak mereka berulang2:"Hebat euy!":)
Nah yang seperti ini baru revolusioner! bagus2! kamu punya gaya sendiri dalam berkarya! mantab!
edowalled aku sering baca cerpen2 model seperti ini.=p
pernah yang model email, telpon, trus aku juga pernah bikin cerpen dengan gaya bahasa kirim2an surat. Ada yang bikin dengan balas2an sms. Jadi aku pikir OK kok
saya nggak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum simpul saat membaca saran-saran venard. Terutama saran no.1 melawan kalimat-kalimatnya di saran no.3. jelas-jelas sangat kontradiktif. menggelikan. saya selalu suka karya-karya eksperimental seperti ini :)
Awlanya bingung,koq seperti beneran sih( tapi emang kejadian yah hehe) tapi akhirnya keren..tahnk's Aku dapat sesuatu koq..
ini format cerpen baru, bukan mau pamer... mungkin xectra perlu baca subjet: re: karya novita estiti. dan untuk karya satra, mau bilang puisi, prosa, atau cerpen terserah penulis. so jangan nafsu dong ah. mungkin sebaiknya anda pergi membeli buku-buku sastra modern, jgn terpaku sama kaidah2 lama.
Kalau benar format log korespondensi ini disengaja, lumayan unik juga. Seperti novel-novel yang isinya balas membalas sms atau chatting. Butuh klarifikasi :)
mas kalau mau narsis di tempat lain dong. Ini kan tempat posting cerpen bukan tempat posting blog.
Apa-apaan ini?
Iya..jadi bener2 tersemangati buat nulis!! Soalnya akhir2 ini ga PD buat nerusin novelku.. tapi...jadi semangat ni.. yah.. pokoknya dahulukan KePDan kita dulu baru dengerin pendapat orang lain..ya ga?
Edo, ini your true story atau komedi? Paragraph2 awalnya lucu, kirain komedi. Tapi kesananya serius. gw lalu pikir ini kisah sejati. If it's so, congrat dong Ju!