sepertinya ini kali pertama saya komentar di tulisan kamu :) sebelumnya salam kenal. ehehehehe. saya mohon maaf bila komentar ini kurang berkenan ya *sungkem*
cerita ini diawali dengan cara yang saya rasa cukup baik, potensial malah menjadi mula dari cerita yang keren. narasinya juga lumayan oke. namun, saya cenderung ngerasa kurang greget gitu ketika "tema" yang dikedepankan penulis di sini hanya berhenti sebatas "tell" dari penulis ke pembaca. saya sebagai pembaca, awalnya mengharapkan sebuah tutur yang baik, dengan ditunjukkannya seperti apa itu perjuangan sang kakek. deskripsi tepatnya. akan lebih bagus lagi saat tokoh itu menuturkan dengan gayanya sendiri (tentunya yang sudah dipersiapkan penulis).
lalu mengenai "perbandingan" yang saya rasa jadi poin penting yang diharap penulis dalam cerita ini, itu juga kurang "diceritakan". bukan kuantitasnya. antara keadaan di masa lalu (perjuangan) dan masa sekarang (setelah perjuangan), di mana sang tokoh hidup di kedua masa itu, merupakan bagian penting. namun, penilaian penulis (POV orang ketiga yang tahu segalanya) yang "diatasnamakan" melalui pikiran tokoh kakek, rasanya nggak mulus. tentang apa penilaiannya itu juga akan lebih bagus kalau cukup dijabarkan saja.
contoh saya ambil dari kalimat dalam cerita di atas:
Bahkan anak cucunya ada yang berkomplot dengan penjajah, untuk menghabisi kekayaan negeri ini.
Ini fatal karena merupakan argumen tanpa deskripsi memadai untuk mendukungnya. begitu juga dengan beberapa kalimat lain (termasuk pada bagian masa perjuangan itu). bukan bermaksud rewel ehehehehe. ini hanya pendapat pribadi. kalimat yang saya ambil sebagai contoh itu, layaknya kesimpulan. dan... kesimpulan bukanlah fokus penulis, melainkan pembaca. jadi, "bagaimana" mengarahkan pembaca kepada kesimpulan itulah fokus penulis. dengan menceritakan (menunjukkan) pada seluruhnya cerita, hal itu dirasa bisa terwujud :)
kira-kira seperti itulah yg bisa saya sampaikan.
lebih kurangnya saya minta maaf. perbanyak aja interaksi sama member lain. ehehehehe. semoga yang lainnya bisa menambahi atau meluruskan setidaknya saya keliru.
Lebih baik dari cerita-cerita yang sebelumnya...
Meski tidak semenarik yang pertama sih...
Cerita yang pertama menurut saya cukup menjanjikan, hanya saja cerita-cerita selanjutnya tidak mampu mengembalikan perasaan "menarik" ketika membaca cerita yang pertama, sehingga cerita ini menjadi tidak menarik seiring dengan berjalannya waktu.
Meskipun begitu, pemilihan kata-kata yang ada sudah cukup baik, hanya saja penceritaannya terlalu langsung to the point. sebaiknya bawa pembaca sedikit berputar-putar.
komentarnya membangun sekali, mudah2an tulisan saya yg lain bisa lebih baik. terima kasih
hmmmm...
sepertinya ini kali pertama saya komentar di tulisan kamu :) sebelumnya salam kenal. ehehehehe. saya mohon maaf bila komentar ini kurang berkenan ya *sungkem*
cerita ini diawali dengan cara yang saya rasa cukup baik, potensial malah menjadi mula dari cerita yang keren. narasinya juga lumayan oke. namun, saya cenderung ngerasa kurang greget gitu ketika "tema" yang dikedepankan penulis di sini hanya berhenti sebatas "tell" dari penulis ke pembaca. saya sebagai pembaca, awalnya mengharapkan sebuah tutur yang baik, dengan ditunjukkannya seperti apa itu perjuangan sang kakek. deskripsi tepatnya. akan lebih bagus lagi saat tokoh itu menuturkan dengan gayanya sendiri (tentunya yang sudah dipersiapkan penulis).
lalu mengenai "perbandingan" yang saya rasa jadi poin penting yang diharap penulis dalam cerita ini, itu juga kurang "diceritakan". bukan kuantitasnya. antara keadaan di masa lalu (perjuangan) dan masa sekarang (setelah perjuangan), di mana sang tokoh hidup di kedua masa itu, merupakan bagian penting. namun, penilaian penulis (POV orang ketiga yang tahu segalanya) yang "diatasnamakan" melalui pikiran tokoh kakek, rasanya nggak mulus. tentang apa penilaiannya itu juga akan lebih bagus kalau cukup dijabarkan saja.
contoh saya ambil dari kalimat dalam cerita di atas:
Bahkan anak cucunya ada yang berkomplot dengan penjajah, untuk menghabisi kekayaan negeri ini.
Ini fatal karena merupakan argumen tanpa deskripsi memadai untuk mendukungnya. begitu juga dengan beberapa kalimat lain (termasuk pada bagian masa perjuangan itu). bukan bermaksud rewel ehehehehe. ini hanya pendapat pribadi. kalimat yang saya ambil sebagai contoh itu, layaknya kesimpulan. dan... kesimpulan bukanlah fokus penulis, melainkan pembaca. jadi, "bagaimana" mengarahkan pembaca kepada kesimpulan itulah fokus penulis. dengan menceritakan (menunjukkan) pada seluruhnya cerita, hal itu dirasa bisa terwujud :)
kira-kira seperti itulah yg bisa saya sampaikan.
lebih kurangnya saya minta maaf. perbanyak aja interaksi sama member lain. ehehehehe. semoga yang lainnya bisa menambahi atau meluruskan setidaknya saya keliru.
salam
ahak hak hak :)
aih aih terima kasih ya :)
terima kasih sudah mampir :)
terima kasih sarannya sangat berguna sekali, terima kasih lagi karena sudah mampir disini :)
ah... kriuk euy... hehe...
Lebih baik dari cerita-cerita yang sebelumnya...
Meski tidak semenarik yang pertama sih...
Cerita yang pertama menurut saya cukup menjanjikan, hanya saja cerita-cerita selanjutnya tidak mampu mengembalikan perasaan "menarik" ketika membaca cerita yang pertama, sehingga cerita ini menjadi tidak menarik seiring dengan berjalannya waktu.
Meskipun begitu, pemilihan kata-kata yang ada sudah cukup baik, hanya saja penceritaannya terlalu langsung to the point. sebaiknya bawa pembaca sedikit berputar-putar.
lol, ini...
komedi?
unik...
terima kasih sudah mampir dan tetap waras :)