Wahaha, butuh kemauan kuat buat baca cerpen ini sampai habis. Dan walau udah dibaca berulang-ulang belum yakin kalau sudah nangkep sepenuhnya makna dari cerpen ini.
Saya nampaknya harus berterima kasih sama Bang Rijon yang udah memperkenalkan saya sama cerita penulis Inggris ini. Selama ini udah sering denger namanya tapi baru pertama kali baca tulisannya. Thanks :)
Hehe. Iya, makasih. Kukira ibu yang begitu bukan tidak mungkin ada. Dan kukira sih sah-sah saja menampilkan ibu yang tidak bertanggungjawab di dalam karya fiksi. Toh, menurutku, fiksi gak harus inspiratif, bermoral, atau baik-baik melulu. Salam jugaa. :)
Kebiasaan si tokoh utama untuk ngompol itu yang bagi saya menarik. Awalnya saya kira itu masalah psikologis dia yang mungkin merembet-rembet ke masalah ketakutan terhadap ibunya, namun ternyata masalah itu dilanjutkan ke masalah 'ngompol' yang lain. Bagus, menurut saya.
Mungkin bagiku yang kurang sreg endingnya, dan juga personality ibunya. Salam :)
https://www.facebook.com/notes/rio-johan/moments-of-being-slaters-pins-h...
FB:: Rio Johan (Rijon itu singkatan).
Tertarik! >.<
Facebookmu apa Jon?
Ini contoh gampang teknik naratif stream of consciousness yang tersohor itu (dipopulerkan oleh Woolf sendiri, juga James Joyce).
Terjemahan ini juga kupajang di Facebook-ku. Di situ ada diskusi seru soal pemaknaan cerpen ini, barangkali tertarik.
Wahaha, butuh kemauan kuat buat baca cerpen ini sampai habis. Dan walau udah dibaca berulang-ulang belum yakin kalau sudah nangkep sepenuhnya makna dari cerpen ini.
Saya nampaknya harus berterima kasih sama Bang Rijon yang udah memperkenalkan saya sama cerita penulis Inggris ini. Selama ini udah sering denger namanya tapi baru pertama kali baca tulisannya. Thanks :)
Hehe. Iya, makasih. Kukira ibu yang begitu bukan tidak mungkin ada. Dan kukira sih sah-sah saja menampilkan ibu yang tidak bertanggungjawab di dalam karya fiksi. Toh, menurutku, fiksi gak harus inspiratif, bermoral, atau baik-baik melulu. Salam jugaa. :)
Kebiasaan si tokoh utama untuk ngompol itu yang bagi saya menarik. Awalnya saya kira itu masalah psikologis dia yang mungkin merembet-rembet ke masalah ketakutan terhadap ibunya, namun ternyata masalah itu dilanjutkan ke masalah 'ngompol' yang lain. Bagus, menurut saya.
Mungkin bagiku yang kurang sreg endingnya, dan juga personality ibunya. Salam :)
ya ampun, Jon!
sejak kapan dirimu pakek Om segala
ahak hak hak
dasar daaahhh
saya sepikles. serius deh. saya menikmati tiap paragraf di sini. ah gilak! keren
Cerpen ini gak ada kelanjutannya; sisanya silahkan dibayangkan sendiri.
Ahak hak hak. Semoga "Om" Ichi juga sukses. :)