ya, manusia dimana juga gitu..
setanku disini bisa jadi ke hawa nafsu dan ego diri yang membuat diri jadi egois, meninggalkan hal itu menjadi lebih baik,
mengikuti hawa nafsu dan ego diri membuat diri tak bijak mengalternatif sikap terhadap persoalan apapun yang dihadapi dan jauh dari petunjuk kebenaran menjadi mau menang sendiri, mau enak sendiri, tidak mau berkorban, harus selalu untung dan tak peduli bagaimana baiknya mengalah, sikap mengalah itu hanya bagi orang yang menawan hawa nafsunya, bayangkan bila menghadapi orang yang tak pernah mau mengalah dan itulah yang dimaksud orang yang menuruti ego menjadi egois, diri kita bila begitu akan susah sebab harus selalu menang, bila pasangan suami istri salah satunya tak pernah mau mengalah maka rumah tangganya tak akan pernah bisa bahagia.
jadi, isi puisi ini menggambarkan anak manusia yang terlanjur menjadi egois dan ingin tak lagi jadi egois.
wahahahahahahahah, nyambung ga ini komentar saya ini, ya?
Puisinya sederhana tetapi tidak murahan, melukiskan dengan baik kebingungan aku-lirik dalam menebak isi hati seseorang. Di lain pihak, judulnya gamblang tetapi sama sekali tidak disebutkan di dalam tubuh puisi, sehingga judul dan isi saling melengkapi.
Pertanyaan saya (yang tidak mesti dijawab), apakah aku-lirik sudah menyukai kau-lirik sejak sebelum kau-lirik membuatnya bingung, ataukah sesudahnya?
ya, manusia dimana juga gitu..
setanku disini bisa jadi ke hawa nafsu dan ego diri yang membuat diri jadi egois, meninggalkan hal itu menjadi lebih baik,
mengikuti hawa nafsu dan ego diri membuat diri tak bijak mengalternatif sikap terhadap persoalan apapun yang dihadapi dan jauh dari petunjuk kebenaran menjadi mau menang sendiri, mau enak sendiri, tidak mau berkorban, harus selalu untung dan tak peduli bagaimana baiknya mengalah, sikap mengalah itu hanya bagi orang yang menawan hawa nafsunya, bayangkan bila menghadapi orang yang tak pernah mau mengalah dan itulah yang dimaksud orang yang menuruti ego menjadi egois, diri kita bila begitu akan susah sebab harus selalu menang, bila pasangan suami istri salah satunya tak pernah mau mengalah maka rumah tangganya tak akan pernah bisa bahagia.
jadi, isi puisi ini menggambarkan anak manusia yang terlanjur menjadi egois dan ingin tak lagi jadi egois.
wahahahahahahahah, nyambung ga ini komentar saya ini, ya?
Saya terlena di dua baris pertama.
Salam, vanzoelska.
Saya suka, tapi tak terlalu suka karena jadi biru. Jangan lama-lama mengurung diri meski buahnya sedap begini. ^^
Wow puisinya cetar membahana badai
______________________________________
Untuk mendapatkan tali lanyard murah di Surabaya, cukup mengunjungi toko online Kartuidcard.com saja
Lho lho lho ini kok kosongan ya
_________________________________
Untuk mendapatkan tali lanyard murah di Surabaya, cukup mengunjungi toko online Kartuidcard.com saja
duh ketawan -_-
he he, ah paman kan Yang lebih berpengalaman -_-
terima kasih koreksinya hehe
aku bingung setelah aku pikir aku menyukainya hiks...
Puisinya sederhana tetapi tidak murahan, melukiskan dengan baik kebingungan aku-lirik dalam menebak isi hati seseorang. Di lain pihak, judulnya gamblang tetapi sama sekali tidak disebutkan di dalam tubuh puisi, sehingga judul dan isi saling melengkapi.
Pertanyaan saya (yang tidak mesti dijawab), apakah aku-lirik sudah menyukai kau-lirik sejak sebelum kau-lirik membuatnya bingung, ataukah sesudahnya?
keren ni diksinya,,